The Cozy Night [Oneshot]

campfire2

The Cozy Night

By Fanita

Main Cast : Golden Child’s Bong Jaehyun & Elris’ Hyeseong

Genre : Romance, Fluff, Teeneger, School Life || Type : Oneshoot || Rating : PG-17

“Kau yang memaksaku untuk ikut! Sekarang aku jadi terjebak di tempat ini karenamu!”

Sejak tadi Yang Hyeseong tidak henti-hentinya mengeluh kepada sang pacar yang memaksanya untuk ikut perkemahan di sekolah. Entah sudah berapa menit Bong Jaehyun harus mendengar segala keluhan Hyeseong, yang jelas Jaehyun tidak menyesali keputusannya untuk memaksa gadis itu ikut di perkemahan ini.

“Tahun depan kita sudah lulus dari SMA. Kapan lagi merasakan kemah seperti ini dengan teman-teman seangkatan?” ujar Bong Jaehyun.

“Tapi tetap saja aku tidak suka! Mereka bahkan tidak membolehkan aku untuk berbaring sejenak. Punggungku sakit karena dari tadi duduk tanpa bersandar.” rutuk Hyeseong.

“Hmmm baiklah, itu salahku karena memaksamu untuk ikut kemah ini. Tapi sekarang kan waktunya beristirahat, kau bisa bersantai sebelum game di mulai, ya kan?” ucap Jaehyun yang berusaha membangkitkan semangat sang pacar untuk mengikuti kegiatan kemah ini.

“Tsk sudahlah!”

Hyeseong mengalihkan pandangannya dari Bong Jaehyun. Gadis itu memilih untuk berbalik karena tidak mau bertatap muka dengan pacarnya. Ia sebal karena Jaehyun membuatnya terjebak di sekolah di akhir pekannya yang berharga.

.

Sebelumnya, mantan anak OSIS dan Pramuka angkatan terakhir bekerja sama untuk mengadakan kemah di akhir pekan bagi anak kelas 3. Dikarenakan semester depan adalah masa-masa terakhir mereka di sekolah ini maka orang-orang itu mengadakan acara untuk mengabadikan momen mereka bersama. Bong Jaehyun sebagai mantan anggota OSIS pun ikut mendukung kegiatan ini. Maka dari itu dia turut serta dalam kegiatan ini dan membujuk Yang Hyeseong untuk bergabung di perkemahan ini.

.

Awalnya Hyeseong menolak tapi karena Jaehyun meminta izin secara langsung kepada orangtua Hyeseong untuk mengizinkan pacarnya ikut di acara tersebut, orangtua Hyeseong mengizinkannya. Alhasil Hyeseong pun tidak hanya dipaksa oleh kekasihnya, melainkan ibu dan ayahnya yang ingin sang anak menghabiskan waktu bersama teman-temannya sebelum disibukan dengan ujian. Hyeseong tidak punya alasan lain untuk mengelak dan berakhir di tempat ini bersama Bong Jaehyun.

“Kalau kau menikmati kegiatan ini semuanya akan terasa ringan kok.”

Jaehyun berdiri dari tempat duduknya dan kini berpindah tempat ke sebelah Hyeseong. Ia memandang wajah letih Hyeseong lalu tersenyum tipis karena menurutnya Hyeseong terlihat lebih lucu kalau sedang marah.

“Kau belum makan malam kan? Bagaimana kalau kita makan dulu?” tanya Jaehyun.

“Tidak mau.” tolak Hyeseong.

“Kenapa? Ini waktunya makan malam. Kita tidak punya banyak waktu loh. Paling sebentar lagi kita dipanggil untuk berbaris lagi.” bujuk Jaehyun.

“Aish! Ini karena kau memaksaku ikut sih!” omelnya lagi.

“Iya, aku yang salah. Tapi ayo kita makan malam dulu. Tadi aku meminta ibuku membawakan cupcakes kesukaanmu loh. Kau mau?”

Jaehyun kembali berdiri dari tempat duduknya untuk mengambil tas serta bungkusan yang dibawakan oleh orangtuanya untuk makan malam. Orangtua para siswa memang diizinkan untuk mengantarkan bekal makan malam untuk anaknya. Termasuk orangtua Jaehyun yang tadi datang membelikan makanan untuknya serta membelikan titipan Jaehyun untuk Yang Hyeseong.

“Nah lihat! Kau suka kan? Kau mau makan yang mana?” tanya Jaehyun ketika ia membuka bungkusan cupcakes untuk Hyeseong.

Yang Hyeseong melihat sejenak cupcakes yang ditunjukan oleh Jaehyun setelah itu dia pun membuang muka. Dia tidak tertarik untuk mencicipi cupcakes itu walaupun kue manis itu adalah kesukaannya.

“Aku tidak lapar!” tolak Hyeseong.

“Tapi kau harus makan. Apa kau mau makan rice box yang dibelikan ibuku?” tawar Jaehyun lagi.

“Aku tidak mau makan!” keukeu Hyeseong.

“Ya sudah kalau tidak mau makan sekarang.”

Jaehyun menutup kembali cupcakes yang dia buka lalu menatap Hyeseong yang tengah menghembuskan napasnya. Memang sulit membujuk Hyeseong kalau sedang marah kepadanya tapi Jaehyun tidak mempermasalahkan itu. Dia yakin kalau amarah kekasihnya pasti akan segera meredah.

“Jangan marah-marah terus! Kau terlihat tambah cantik kalau lagi marah.” celetuk Jaehyun.

Pupil mata Hyeseong membesar ketika Jaehyun malah bercanda di saat dia sedang marah kepadanya. Gadis itu menoleh kepada Jaehyun dan memukul lengan pria itu karena kesal sekaligus malu karena gombalan Bong Jaehyun barusan.

Ya Bong Jaehyun!” rutuk Hyeseong.

“Kenapa? Mau marah lagi? Mau makin cantik lagi? Jangan serakah dong! Kalau kau terlalu cantik nanti cowok lain banyak yang menyukaimu.” ucap Jaehyun.

“Ih Bong Jaehyun!! Kau membuatku malu!” pekik Hyeseong.

Jaehyun tertawa lepas karena berhasil menggoda kekasihnya. Melihat pipi Hyeseong yang memerah karena menahan malu membuat Jaehyun tidak tahan untuk mencubit pipi kekasihnya. Ia mencubit pipi chubby Jaehyun dengan kedua tangannya dan membuat Hyeseong makin mencebikan bibirnya kesal.

Ya!” omel Hyeseong.

“Jangan marah-marah terus ah. Kau harusnya senang karena hari ini bisa melihatku semalaman.” celetuk Jaehyun.

Bong Jaehyun melepaskan tangannya yang mencubit pipi Hyeseong. Namun kali ini Bong Jaehyun menangkup kedua pipi Hyeseong lalu mengusapnya dengan lembut. Ia juga tersenyum kepada kekasihnya dan berbicara lembut kepadanya.

“Memangnya kau tidak senang bisa melihatku semalaman, hm?” tanya Jaehyun.

“Semalaman apanya.” gerutu Hyeseong.

YA BONG JAEHYUN!”

.

Aksi bermesraan Jaehyun dan Hyeseong terintrupsi ketika seseorang berteriak memanggil nama pemuda itu. Jaehyun buru-buru melepaskan tangannya dari pipi Hyeseong dan berdiri ketika teman dekatnya—Kim Jibeom datang dan menghampirinya ke tempat ini.

Ya kenapa malah pacaran sih?” oceh Jibeom.

“Ini kan masih waktu istirahat. Apa salahnya?” heran Jaehyun.

Jaehyun mengecek jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Sekarang masih pukul 6 lewat 45 menit, itu artinya mereka masih memiliki waktu istirahat 45 menit lagi sebelum acara di mulai.

“Kita disuruh briefing. Semuanya sudah ngumpul di ruang OSIS, aku di sini disuruh mencarimu.” kata Jibeom.

“Heh… mengganggu waktu orang.” rutuk Jaehyun.

“Jangan pacaran terus ngapa?” omel Jibeom.

“Kenapa? Kau iri? Makanya ajak Sohee untuk ikut biar tidak kesepian.” ledek Jaehyun.

Ya! Kalau bukan karena kau paksa aku juga tidak mau di sini, Bong Jaehyun!” sambung Hyeseong.

“Cih.. Ya sudah cepatan ke ruang OSIS. Tidak lama kok, paling cuma 15 menit.” ajak Jibeom.

“Nanti aku susul. Kau duluan ke sana.” balasnya.

Jibeom menganggukan kepalanya lalu pergi meninggalkan sepasang kekasih itu karena urusannya juga telah selesai. Setelah Jibeom pergi, hanya ada Jaehyun dan Hyeseong di tempat ini. Jaehyun kembali memusatkan perhatiannya kepada Yang Hyeseong lalu berbicara kepadanya.

“Aku rapat dulu, ya? Sebentar saja.” kata Jaehyun.

“Tsk! Terserah!” jawab Hyeseong.

“Kau masih marah? Atau tambah marah? Kau mau makin cantik—”

Ya, berhenti! Pergi sana, kau sudah ditunggu!” usir Hyeseong.

“Hm iya. Kau mau tunggu di sini atau berkumpul dengan kelompokmu?” tanya Jaehyun.

“Aku malas di sana.” jawabnya.

“Ya sudah kalau begitu. Aku pergi dulu ya, tolong jaga barangku!” pamit pemuda itu.

Bong Jaehyun pun pergi dari tempat untuk pergi ke ruang rapat. Saat beberapa langkah Jaehyun berjalan, ia menyempatkan diri untuk menghadap ke belakang lalu melambaikan tangannya kepada Hyeseong. Yang Hyeseong yang masih dalam mode merajuk hanya diam dan tak merespon lambaian tangan Jaehyun. Setelah punggung Jaehyun menjauh dari pandangan Hyeseong, gadis itu pun menghela napas dan berbicara pada dirinya sendiri, “Tsk.. Mana bisa aku melihatmu semalaman kalau kau sibuk sebagai panitia. Dasar Bong Jaehyun bodoh!” rutuk Yang Hyeseong.

.

Beberapa menit setelah Jaehyun pergi meninggalkannya Hyeseong merasa perutnya keroncongan. Jujur saja, dia tidak sempat makan sebelum pergi ke sini. Dia juga tidak membawa makanan atau cemilan untuk dirinya sendiri. Dan juga Hyeseong tidak menghubungi orangtuanya untuk meminta dibawakan makan malam.

“Hah.. aku lapar.” rutuk Hyeseong.

Di saat Hyeseong meratapi nasibnya yang kelaparan, ia baru teringat kalau tadi Jaehyun menawarkan makanannya. Hyeseong pun melihat bungkusan cupcakes kesukaannya. Ia mengambil bungkusan tersebut lalu membukanya. Dilihatnya macam-macam rasa dan toping cupcakes yang dibeli oleh ibunya Jaehyun.

“Kalau makan 1 tidak masalah kali ya? Lagian banyak gini, mana mungkin Jaehyun tahu jumlahnya berapa.” gumam Hyeseong yang gengsi untuk memakan cupcakes itu.

Namun daripada dia menderita karena kelaparan, Hyeseong pada akhirnya memilih untuk mengambil salah satu cupcakes lalu memakannya.

“Huaaa enak seperti biasanya.” seru Hyeseong ketika ia mengunyah cupcakes lezat tersebut.

.

Setelah rapat singkat itu dilaksanakan, Jaehyun buru-buru kembali untuk menemui Yang Hyeseong. Begitu dia kembali ke tempat tadi, Jaehyun melihat kalau Hyeseong sedang duduk seorang diri sambil memainkan ponselnya. Jaehyun pun mempercepat langkah kakinya untuk menghampiri Hyeseong dan menyapa kekasihnya dengan riang.

“Hyeseong-ah!” seru Jaehyun.

“Huh? Sudah selesai?” tanya Hyeseong yang kaget.

Hyeseong tidak menduga kalau Jaehyun akan kembali lebih cepat dari yang dia bayangkan. Ia pikir Jaehyun akan menghabiskan seluruh waktu istirahatnya untuk rapat.

“Kau bosan sendiri? Maaf!” sesal Jaehyun.

“Aku baik-baik saja.” gumam Hyeseong.

“Baguslah!” ucap Jaehyun legah.

.

“Kau benaran tidak mau makan rice box ini?” Jaehyun yang memakan nasi seorang diri merasa bersalah karena makan seorang diri. Dia tidak tahu kalau Hyeseong tidak membawa makanan. Kalau dia tahu sejak awal Jaehyun akan meminta orangtuanya membelikan dua porsi untuk dirinya dan juga Hyeseong.

“Aku tidak lapar.” jawab Hyeseong.

“Hmm kalau kau tidak mau makan nasi mending kau makan lagi cupcakesnya. Pasti enak, kan?” kata Jaehyun.

“Huh? Aku tidak mau makan apapun!” keukeuh Hyeseong.

“Kau sudah memakan cupcakes itu, kenapa malu untuk makan yang lain? Lagian aku membelinya untukmu.”

“Aku tidak memakan cupcakesnya! Aku tidak mau makan!” jawab Hyeseong yang tidak mau jujur kepada kekasihnya sendiri.

Mendengar jawaban Hyeseong barusan, Jaehyun pun tersenyum kecil. Ia meletakan kotak nasi yang dia pegang lalu mengulurkan tangannya untuk mengusap noda krim yang lengket di sudut bibir Hyeseong. Setelah membersihkannya, Jaehyun pun mencicipi krim yang kini lengket di ibu jarinya itu.

“Ini manis. Sayang loh kalau tidak dihabiskan.” ucap Jaehyun.

“Huh?!”

Yang Hyeseong jadi malu karena dia ketahuan berbohong oleh kekasihnya sendiri. Ia menundukan kepalanya lalu menghela napas. Jaehyun yang menyadari perubahan mood Hyeseong langsung membuka kotak cupcakes itu dan memberikannya kepada Hyeseong lagi.

“Anggap saja aku tidak melihatmu memakannya. Makanlah sepuasmu!” ucap Jaehyun.

.

Hyeseong mengedipkan matanya berulang kali ketika mendengar Jaehyun berbicara seperti itu kepadanya. Seketika rasa penyesalan muncul dari diri Hyeseong. Ia tidak mengerti dengan dirinya sendiri yang marah kepada Jaehyun hanya karena ia membuatnya berada di tempat ini. Memang awalnya Hyeseong tidak suka karena merasa percuma saja dia berada di tempat ini karena Jaehyun pasti akan sibuk dengan urusannya. Namun sekarang dia merasa malu pada dirinya sendiri yang bersikap kekanak-kanakan hanya karena hal itu. Lagi pula Jaehyun sudah mati-matian berjuang untuknya. Ia meminta izin kepada orangtuanya, merelakan waktu istirahatnya hanya untuk berdua dengannya, meminta orangtuanya membelikan cupcakes kesukaannya hanya untuknya. Kenapa pula Hyeseong marah kepada Jaehyun hanya karena alasan yang tidak jelas?

“Jaehyun-ah…” panggil Hyeseong.

“Ya, Hyeseong?” balas Jaehyun.

“Aku makan di tendaku saja.” ucap Hyeseong.

“Eh? A..ah… kalau kau mau makan bersama temanmu tidak apa kok.” kata Jaehyun.

Hyeseong menutup kembali kotak cupcakes itu lalu pergi tanpa sepatah kata pun untuk Bong Jaehyun. Melihat Hyeseong yang pergi begitu saja membuat Jaehyun hanya bisa tersenyum kecut, “Masih marah ya? Padahal aku mau berduaan denganmu.” gumam Jaehyun.

.

Sekarang semua peserta kemah sedang memainkan sebuah permainan. Setiap kelompok akan datang menghampiri pos lalu melakukan misi yang ada di pos tersebut. Kelompok yang lebih cepat menyelesaikan misi akan menjadi pemenangnya dan mendapatkan hadiah karena ketangkasan mereka memainkan permainan tersebut. Jaehyun sendiri berjaga di pos 7 yang ada di atas.

.

Kelompok Hyeseong sudah menyelesaikan 4 permainan di pos yang telah ditunjuk. Kini mereka akan pergi ke pos 7 yang tak lain adalah pos yang dijaga oleh Bong Jaehyun. Begitu kelompok Hyeseong sampai di pos yang terletak di dekat tangga itu, Hyeseong terkejut melihat Jaehyun sedang duduk di sana bersama dengan Cheon Jane—perempuan yang desas-desisnya naksir dengan Bong Jaehyun.

“Hyeseong!” seru Jaehyun yang senang melihat kekasihnya sudah muncul di pos yang dia jaga.

Tapi tampaknya Hyeseong tidak senang melihat Bong Jaehyun karena dia sebal membayangkan kekasihnya menghabiskan waktu berduaan dengan Jane sementara dia harus menahan rasa kesal dan juga capek seorang diri. Sehingga Hyeseong mengalihkan pandangannya karena tidak mau bertatap muka dengan pacarnya sendiri. Jaehyun yang sadar bahwa dia diabaikan oleh Jaehyun menundukan kepalanya. Pikirnya Hyeseong masih marah perihal jam istirahat tadi.

“Jaehyun tidak bisa kita langsung ke pos lain gitu? Kan ada Hyeseong! Kau tidak mau Hyeseong menang?” seru Yukyung yang mencoba membujuk Jaehyun untuk membiarkan mereka pergi ke pos lain tanpa melewati misi mereka.

“Enak saja! Tidak adil itu!” celetuk Jane.

“Aish orang ini.” rutuk Yukyung.

“Tiup lilin ini sampai semuanya mati. Kalau kalian tidak bisa menyelesaikannya ya kalian tidak bisa lewat.” kata Jane sewot.

“Iya iya!” gerutu Bella yang ikutan sebal.

.

Butuh waktu 10 menit untuk kelompok Hyeseong menyelesaikan misinya. Setelah menghabiskan banyak napas pada akhirnya mereka pun bisa menghampiri pos lain. Begitu semuanya beres dan mereka mendapat cap bahwa mereka telah menjalankan misi di pos 7, Hyeseong dan teman-temannya berjalan menuruni tangga namun—

“Yang Hyeseong!”

—Jaehyun menahan lengan Hyeseong agar tidak pergi.

“Kenapa? Aku harus pergi menyelesaikan game ini. Aku capek!” ucap Hyeseong penuh penekanan.

“Tunggu sebentar!”

Bong Jaehyun mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Tak lain yang dikeluarkan oleh Jaehyun adalah sebuah syal kecil yang dia siapkan untuk Yang Hyeseong. Jaehyun pun memasangkan syal itu di leher Hyeseong dan merapikan rambut kekasihnya agar tidak berantakan.

“Malam ini sangat dingin. Karena tidak boleh pakai jaket jadi lebih baik pakai syal ini saja. Setidaknya kau tidak terlalu merasa kedinginan.” ucap Jaehyun.

“Oooooh Bong Jaehyun! Jangan buat orang iri!” seru Yukyung.

“Sempat-sempatnya pacaran cie cie!” goda Bella.

“Bong Jaehyun! Kelompok lain sudah mengantri!” tegur Jane.

Hyeseong melirik Jane yang menunjukan ketidaksenangannya. Karena tidak mau terbakar cemburu lebih lama, Hyeseong memilih untuk meninggalkan Jaehyun tanpa sepatah kata pun. Ia menuruni tangga dan meninggalkan teman-temannya yang lain.

“Hyeseong tunggu dong!!!”

Melihat Hyeseong yang pergi begitu saja membuat sesak dada Bong Jaehyun. Jaehyun sadar kalau dia salah karena memaksa Hyeseong ikut di acara kemah ini. Namun Bong Jaehyun juga peka kalau ada sesuatu yang membuat Hyeseong kesal sampai akhirnya gadis itu mengabaikannya seperti ini. Entah apa kesalahannya itu, Jaehyun hanya ingin Hyeseong kembali baik kepadanya.

.

“Hoam… Bong kau tidak mau kembali ke tenda?” Kim Jibeom yang telah mengantuk setelah menonton bola bersama anak-anak cowok yang lain bertanya kepada Jaehyun kenapa dia masih betah duduk di luar padahal sekarang sudah jam 4 subuh.

“Aku belum ngantuk.” celetuk Jaehyun.

“Belum ngantuk? Dasar sinting!” caci Jibeom yang tidak memahami jawaban Jaehyun barusan, “Memangnya kau tidak capek? Dari siang tadi kita sibuk ngurusi keperluan untuk kemah loh. Harusnya kita istirahat tapi kita malah ikut nonton bola.” lanjutnya.

“Kalau kau capek ya kau saja yang tidur. Aku sih belum mau.” jawab Jaehyun dengan santainya.

“Kapan lagi kau mau istirahat? Jam setengah 6 kita harus mengurusi anak-anak lagi, Bong-Jae-Hyun!” ucap Jibeom penuh penekanan.

“Cerewet! Tidur sana, nanti aku nyusul.” kata Jaehyun.

“Ya sudah…”

Jibeom pun pada akhirnya meninggalkan Jaehyun sendiri di luar tenda. Begitu Jibeom masuk ke dalam, Jaehyun mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang. Tidak lain yang dihubungi olehnya adalah Yang Hyeseong, kekasihnya.

.

Mine : Sudah tidur ya?
Mine : I miss you…

Hyeseong baru saja hendak memejamkan kedua matanya. Namun niatnya ia urungkan begitu mendengar sebuah pesan masuk ke ponselnya. Begitu melihat yang mengirim pesan adalah Bong Jaehyun, Hyeseong menghela napas kesal.

Mine : Pesanku dibaca, itu artinya kau belum tidur kan?
Mine : Kau tidak capek?
Hyeseong : Aku capek!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Mine : Hmm… Aku butuh waktu sebentar
Mine : Apa kau bisa keluar dari tenda sebentar saja?
Hyeseong : Untuk apa? Aku ngantuk
Mine : Temui aku di tangga pos aku tadi. Ok?

Melihat pesan terakhir dari Jaehyun membuat helahan napas Hyeseong terdengar semakin kencang. Bella yang mendengarnya merasa terganggu, ia pun menegur Hyeseong agar berhenti menghela napas seperti itu.

Ya Hyeseong! Aku mau tidur tapi kau membuatku tidak bisa tidur tahu!” rutuk Bella.

“Ya ya ya sorry!” sesal Hyeseong.

Pada akhirnya Hyeseong pun memilih untuk keluar dari tenda dan pergi menemui Jaehyun di tempat yang dia tentukan tadi.

.

Tap…tap…tap..tap…

Jaehyun yang sedang menunggu seorang diri mendengar suara langkah kaki menaiki anak tangga. Ia berdiri lalu mengintip ke bawah untuk melihat apakah itu Hyeseong atau bukan. Ternyata orang itu benaran Hyeseong dan kini gadis itu sudah berjalan untuk menghampirinya.

“Hyeseong-ah!” sapa Jaehyun dengan senyum manisnya.

Hyeseong hanya menyunggingkan bibirnya lalu duduk di salah satu anak tangga lalu bertanya, “Ada apa?”.

“Hanya ingin melihatmu.” jawab Jaehyun.

Bong Jaehyun menghampiri meja tempat ia tadi menjaga pos untuk mengambil sesuatu yang telah dia siapkan untuk kekasihnya. Sesuatu itu adalah sereal yang telah dia buat untuknya dan juga Yang Hyeseong.

“Tadaaa!! Aku buatkan sereal untukmu. Tadi aku minta serealnya Jibeom.” celetuk Jaehyun.

Jaehyun memberikan sereal itu kepada Hyeseong dan gadis itu pun menerima tanpa mengucapkan sepata kata pun.

“Nanti pagi kalian harus bangun sebelum jam 6 karena kita akan senam pagi bersama. Aku takut kau tidak sempat sarapan jadinya mengajakmu untuk makan sereal ini sekarang.” ucap Jaehyun menjelaskan maksudnya.

“Makasih..” jawab Hyeseong singkat.

Kini Jaehyun duduk di samping kekasihnya. Ia melihat Hyeseong yang masih memakai syal yang dia berikan tadi. Jaehyun pun tersenyum legah dan teringat satu hal lagi yang harus dia lakukan.

“Ah iya!” celetuk Jaehyun.

“Apa lagi?” tanya Hyeseong tak berminat.

Jaehyun meletakan serealnya di atas lantai lalu kembali berdiri untuk mengambil sesuatu yang dia simpan di laci meja. Sesuatu itu adalah selimut kecil yang Jaehyun bawa dari rumah untuk kekasihnya seorang.

“Ini.. agar kau tidak kedinginan.” kata Jaehyun.

Ia meletakan selimut itu di pundak Hyeseong agar gadis itu terbebas dari hawa dingin di subuh hari ini. Hyeseong sendiri pun terkejut karena tidak menduga kalau Jaehyun akan memperlakukannya sespesial ini. Jaehyun membuat penyesalan Hyeseong semakin menumpuk kepada kekasihnya itu.

“I..ini kau dapat dari siapa?” tanya Hyeseong gugup.

“Tadi ibuku membawakan ini untukmu. Aku lupa memberikannya, soalnya kau kabur duluan sih.” jawab Jaehyun.

T..thanks…” balas Hyeseong yang tak enak hati.

“Di makan serealnya.”

Kali ini Hyeseong hanya bisa mengangguk. Ia pun memakan sereal yang dibuatkan Jaehyun untuknya dengan perasaan bersalah.

.

“Kau tidak suka? Apa susunya terlalu hambar makanya kau tidak suka? Maaf, aku tidak tahu takarannya sih.” Jaehyun yang menyadari kalau Hyeseong tidak menikmati makannya pun meminta maaf kalau sereal yang dia buat memang tidak enak untuk kekasihnya. Hyeseong yang kaget mendengar permintaan maaf Jaehyun langsung menggelengkan kepalanya dan memuji sereal buatan pemuda itu.

“Tidak kok! Ini enak!” ujar Hyeseong.

“Ah… Lalu apa yang menjadi pikiranmu? Kau terlihat tidak menikmati makanannya.” ucap Jaehyun to the point.

“Itu…..”

Hyeseong menghentikan ucapannya. Dia bingung harus bagaimana membicarakan ini kepada Jaehyun. Menyadari kalau Hyeseong tidak bisa mengatakannya Jaehyun menepuk pundak gadis itu secara perlahan dan berusaha untuk mengerti dirinya.

“Kalau aku ada salah aku minta maaf. Tapi apa salahku? Apa karena aku memaksamu ikut acara ini? Kau capek karena acara ini, Hyeseong-ah?” tanya Jaehyun lembut.

Yang Hyeseong menggelengkan kepalanya, “Bukan itu… Awalnya memang karena itu tapi aku sudah mengerti tapi….”

“Tapi? Tapi apa? Apa ada sesuatu yang membuatmu tidak nyaman?” tanya Jaehyun lagi.

Gadis menganggukan kepalanya dan menghentikan aktivitasnya memakan sereal yang dibuatkan Bong Jaehyun untuknya.

“Katakan kepadaku, apa yang membuatmu tidak nyaman?” tanya pemuda itu.

“Jane… Cheon Jane…” jawab Hyeseong pada akhirnya.

“Jane? Ada apa dengan Jane?” heran Jaehyun.

“Kalian menghabiskan waktu bersama-sama, hanya kalian berdua. Aku tidak suka.” ucap Hyeseong.

“Eh? Maksudmu.. kau cemburu? Hahaha ya! Kenapa kau cemburu sih?” kekeh Jaehyun.

“Aku tidak suka! Semua orang tahu kalau Jane suka denganmu dan kalian menghabiskan waktu hanya berdua. Itu kesempatan emas untuk Jane! Aku tidak suka itu!” gerutu Hyeseong.

“Hyeseong-ah.. Dengarkan aku!”

Jaehyun meletakan sereal yang dia pegang di lantai lalu menangkup kedua pipi Hyeseong dengan tangannya. Ia menatap lekat mata Hyeseong yang kini juga tertuju padanya.

“Pertama, aku dan Jane tidak berdua. Saat kalian datang tadi kebetulan hanya ada aku dan Jane karena Donghyun lagi pergi ke toilet.” ucap Jaehyun.

“S..sungguh?”

Pemuda Bong itu menganggukan kepalanya mantap, “Dan yang kedua.. Aku memang pernah dengar kalau Jane menyukaiku tapi itu dulu.”

“Kau tahu kalau dia menyukaimu? Kalau kau tahu kenapa tidak meminta pisah kelompok dengan dia?!” tanya Hyeseong yang kembali emosi.

“Sstt! Kan aku bilang itu dulu.” jawab Jaehyun, “Ini rahasia tapi kau harus tahu kalau Jane sekarang ada hubungan dengan Minhyuk. Jadi jangan khawatirkan hal-hal aneh yang ada di dalam pikiranmu itu, ya? Tidak akan terjadi sesuatu di antara aku dan Cheon Jane karena aku hanya menyukaimu, tukang ngambek!”

“Eh? Ah…. jadi gitu….”

Bong Jaehyun melepaskan tangannya yang memegang pipi Hyeseong. Namun kali ini tangan Jaehyun berganti mengenggam kedua tangan Hyeseong yang dingin bagaikan es batu.

“Kau kedinginan. Apa kau butuh pelukan?” celetuk Jaehyun.

“Jangan macam-macam, ini sekolahan!” ancam Hyeseong.

“Hahaha aku bercanda. Tapi kalau di luar sekolah boleh dong?” goda Jaehyun.

Ya Bong Jaehyun!!!” pekik Hyeseong.

“Hahaha. Sstt jangan berisik! Kalau ada yang dengar bisa bahaya.” ucap Jaehyun memperingatkan.

“Huft..”

Hyeseong menggembungkan pipinya karena kesal. Jaehyun yang melihat Hyeseong bertingkah begitu menggemaskan di matanya tak bisa mengontrol diri untuk tidak mencium pipi kekasihnya. Hyeseong yang mendadak dicium oleh Jaehyun hanya bisa membulatkan matanya dan menatap Jaehyun tidak percaya.

“I love you!” ungkap Jaehyun.

“Tsk!”

“Aku serius loh. I love you!” seru Jaehyun lagi.

Ya!”

“I love you!”

“Jaehyun!”

“I love you!”

“Stop it!”

“I love you!”

“Bong Jaehyun?!”

“I love you!”

“Heh…”

“I love you!”

“Ya ya ya, I love you too!” balas Hyeseong pada akhirnya.

Puas karena telah mendapat jawaban yang ingin dia dengar Bong Jaehyun pun mengusap rambut kekasihnya dengan penuh kasih sayang.

“Kau tahu, Hyeseong-ah? Sebenarnya aku sangat lelah karena mempersiapkan urusan kemah ini dari pulang sekolah tapi bisa bersamamu di sini membuat rasa lelahku hilang seketika.” kata Jaehyun bersungguh-sungguh.

“Kau tahu, Jaehyun-ah? Sebenarnya aku tidak mau ikut karena aku rasa kau tidak akan memperhatikanku. Aku pikir kau pasti sibuk karena kau menjadi panita tapi kau menyiapkan semuanya untukku.” ungkap Hyeseong.

“Jadi kau tidak mau ikut karena itu?” tanya Jaehyun.

Gadis itu menganggukan kepalanya, “Ya. Tapi disela-sela kesibukanmu kau masih memperhatikanku. Kau membelikan cupcakes itu untukku, menawarkan aku untuk makan, memakaikan syal ini untukku, dan juga selimut ini. Thank you so much, Bong Jaehyun.” ucap Hyeseong tulus.

“You’re welcome, Hyeseong-ah. Aku melakukan itu karena bagiku tidak ada kata capek kalau harus memperhatikanmu. Kau, prioritas untukku. Kau harus tahu itu!” ujar Bong.

Tersetuh karena ucapan Jaehyun barusan membuat Hyeseong spontan saja memeluk erat pemuda itu. Dia beruntung memiliki kekasih sebaik dan sepengertian Jaehyun. Wajar saja kalau dia merasa takut kehilangan pemuda itu dan takut kalau Jaehyun akan berpaling ke wanita lain. Hal itu karena Hyeseong rasa tidak akan ada pria lain yang bisa menggantikan posisi pemuda di hatinya dan memperlakukannya sebaik Bong Jaehyun yang selalu menjaganya.

“Kau bilang di sekolah tidak boleh berpelukan. Lalu ini apa kalau bukan pelukan?” goda Jaehyun.

“Huh? A..aish!”

Menyadari kebodohannya Hyeseong pun melepaskan pelukannya dari Jaehyun akan tetapi pemuda Bong itu dengan cepat kembali membawa Hyeseong ke dalam pelukannya. Ia memeluk erat Yang Hyeseong sambil mengusap rambut panjang gadis itu.

“Aku bercanda. Lagian tidak ada yang melihat, kan? Ya sudah lanjutkan saja hehe.” kekeh Jaehyun.

“Tsk kau ini!” gerutu Hyeseong.

Untung saja saat ini Jaehyun tidak bisa melihat wajahnya. Kalau pemuda itu tahu bahwa pipinya sudah memanas karena ucapan dan pelukan hangatnya, bisa-bisa Hyeseong malu dan diledek terus oleh pemuda itu tanpa ada henti-hentinya. Itu karena hanya Bong Jaehyun lah orang yang paling suka menggoda serta membuat Yang Hyeseong salah tingkah, namun di balik itu semua diam-diam Hyeseong pun suka jika Jaehyun melakukannya!

The End

Thank you for your support ^^